«Menangkap pisau jatuh» — ungkapan ini menggambarkan situasi yang mana trader mencoba membeli suatu aset (mata uang, saham, kontrak berjangka, dll,) pada saat harganya turun dengan cepat, berharap harga akan memantul (rebound) atau berbalik (reverse). Istilah ini sering dipakai dalam ungkapan seperti «jangan coba menangkap pisau jatuh», yang bisa diartikan «menunggu harga turun sampai ke dasar sebelum membelinya».
Mengapa tidak disarankan «menangkap pisau jatuh»?
- Ketika harga turun drastis, ini berarti ada banyak market order jual yang masuk ke market, yang lebih besar daripada beli. Ini ketidakseimbangan di sisi suplai. Sampai harga mencapai zona support atau kantong likuiditas tempat ketidakseimbangan pembalikan terjadi, penurunan harga akan berlanjut.
- Secara statistik, dengan «pisau jatuh» harga membentuk 1-3 downside breakdown tambahan. Dalam kasus ini, probabilitas kelanjutan pergerakan downside sebesar 70-80%, sementara probabilitas rebound hanya 20-30%.
- Dengan «pisau jatuh», trader membuka posisi berlawanan tren, sementara trade sesuai trade selalu lebih baik daripada berlawanan.
- Ketika trader membeli «pisau jatuh» dan harga terus menurun, trader mulai membeli lebih di bawah lagi, untuk meng-average harga entrinya dan meningkatkan risiko rugi uang. Dalam hal ini, trader mulai tidak mengandalkan strategi trading tetapi hoki, mengharapkan besaran deposit akan cukup untuk menghadapi drawdown.
- Harga oversold, begitu juga harga overbought, hanyalah zona-zona yang disarankan tempat harga mungkin berbalik, tetapi tidak ada yang tahu berapa besar zona ini. Terlebih lagi, menurut beberapa investor, tidak ada «harga yang terlalu tinggi» atau «harga yang terlalu rendah». Semuanya ditentukan sentimen market, diwakili oleh jumlah posisi open di level harga saat ini. Market maker maupun trader retail tidak mengetahui ke mana sentimen market akan berubah.
Secara visual, trade beli selama «pisau jatuh» terlihat seperti ini:
Mengapa trader berusaha menangkap pisau tersebut?
- Mencoba masuk ke market di poin terendah, menurut mereka.
- Keyakinan bahwa harga sudah terlalu oversold.
- Serakah.
«Menangkap pisau» mirip dengan berusaha menghentikan kereta yang ngebut. Sangat tidak disarakan membuka long position selama pergerakan downward impulsif. Namun, trader sulit sekali membuktikan hal yang sebaliknya.
Itulah alasan kami memutuskan memberi beberapa alat yang akan membantu trader «menangkap pisau» di tempat-tempat yang mana harga bisa memantul (rebound) dengan probabilitas tinggi:
-
POC (point of control) hari atau minggu tersebut — zona volume maksimum di hari atau minggu tersebut.
Contoh:
-
Area kekosongan likuiditas atau nilai wajar.
Contoh:
-
Kantong likuiditas di luar minimum hari, minggu, bolan, atau tahun tersebut.
Contoh:
-
Volume maksimum hari atau minggu tersebut di ekor candle. Indikator ini paling bagus bekerja dengan volume instrumen futures. Contohnya, Anda mungkin memperhatikan Nasdaq (NQ) atau Gold (GC) futures dan trading US100 atau XAUUSD di Forex.
Contoh GC:
Contoh XAU/USD:
-
Divergence baik di indikator MACD maupun RSI.
Contoh:
-
Area Drop-Base-Rally — inilah zonanya, yang mana sebelumnya terjadi perubahan sentimen market terhadap pembelian.
Contoh:
Paling bagus saat faktor-faktor ini saling melengkapi. Semakin banyak koinsiden dalam satu zona, semakin bagus.
Umumnya, para investor dan trader disarankan waspada saat mempertimbangkan untuk «menangkap pisau jatuh». Penting sekali melakukan riset yang teliti, menganalisis alasan di balik penurunan harga, dan mempertimbangkan kondisi market menyeluruh sebelum mengambil keputusan investasi apa pun. Diversifikasi dan manajemen risiko juga menjadi strategi penting untuk memitigasi potensi rugi di pasar uang yang volatil.
Selamat trading!
