Pembelajaran

Jul 4

4 menit baca

Intervensi mata uang. Apa yang perlu diketahui oleh trader?

Intervensi mata uang. Apa yang perlu diketahui oleh trader?

Intervensi mata uang terjadi ketika bank sentral membeli, menjual, atau menstimulasi kenaikan/penurunan mata uangnya di pasar valuta asing. Intervensi bertujuan untuk meregulasi nilai tukar ke level tertentu.

Intervensi mata uang bisa memengaruhi pergerakan ke arah mana pun, akan tetapi seringnya bertujuan untuk menjaga nilai mata uang negara tersebut agar lebih rendah daripada mata uang asing.

Intervensi mata uang adalah kegiatan membeli atau menjual mata uang negara seperti yang biasa dilakukan. Penjualan/pembelian ini biasanya dilakukan oleh perwakilan bank sentral negara tempat mata uang tersebut aktif. Namun, ada jenis intervensi tertentu di mana bank sentral negara itu sendiri tidak terlibat dalam membeli/menjual mata uang.

Jadi, apa saja jenis intervensi yang ada?

Intervensi verbal. Disebut juga “jawboning”, merupakan jenis intervensi paling umum. Jenis ini terjadi ketika pejabat bank sentral berbicara tentang kebijakan moneter, terutama menaikkan/menurunkan suku bunga. Ini jenis intervensi paling murah dan sederhana karena tidak melibatkan cadangan valas. Akan tetapi, kesederhanaannya tidak selalu berarti efektif. Intervensi jenis ini biasanya berefek sementara dan pendek. Perwakilan the Fed paling umum melakukan jenis ini.

Intervensi operasional. Pembelian/penjualan aktual mata uang oleh bank sentral suatu negara. Biasanya, bank sentral tidak menyebutkan tanggal dan volume pembelian/penjualan, jadi intervensi ini sering mengejutkan trader dan investor. Intervensi operasional dianggap langkah ekstrem untuk memengaruhi sistem mata uang di suatu negara. Oleh karenanya, bank sentral menggunakan jenis intervensi ini hanya dalam kasus langka ketika tidak ada jalan keluar yang lain. Ada beberapa persyaratan tertentu agar jenis intervensi ini berhasil. Salah satu persyaratan tersebut adalah bank sentral memiliki cadangan dana yang besar.

Intervensi terkoordinasi. Ini dilakukan ketika beberapa negara mengoordinasikan tindakan mereka untuk menaikkan atau menurunkan mata uang tertentu menggunakan cadangan forex mereka. Keberhasilan intervensi jenis ini tergantung pada lebar (jumlah negara yang terlibat) dan kedalaman (total volume intervensi). Contoh intervensi terkoordinasi adalah pertemuan G7 yang memutuskan untuk mendukung Jepang setelah tsunami tahun 2011. Hanya dalam beberapa menit saja, yen Jepang turun sebanyak dua persen berkat tindakan bersama dari ECB, Fed, dan Bank of Japan. Intervensi terkoordinasi juga bisa dilakukan secara verbal, yaitu pejabat beberapa negara bersama-sama mengutarakan keprihatinan mereka akan suatu mata uang yang terus-menerus jatuh/naik.

Intervensi steril. Jenis intervensi paling rumit. Jenis ini dilakukan ketika bank sentral menjual obligasi jangka pendek untuk mengembalikan kelebihan uang beredar.

Saat ini, karena adanya kebijakan moneter yang berbeda arah antara Fed dan Bank of Japan, USD/JPY naik ke level tertinggi selama 24 tahun. Hal ini terjadi karena nilai tukar mata uang nasional menguat ketika kebijakan moneter mengetat dan melemah ketika kebijakan moneter melonggar. Akibatnya, pembuat kebijakan Jepang berkecil hati melihat yen terjun bebas dan semakin dipaksa untuk mengupayakan pemulihannya. Menurut banyak pakar, Bank of Japan dan pemerintah Jepang siap untuk melakukan intervensi jika yen turun terlalu cepat dan dalam durasi terlalu lama. Maka, trader harus berhati-hati dan mengikuti bukan saja kebijakan moneter bank sentral, tetapi juga pidato dan komentar para perwakilan bank-bank sentral ini.