Pada bulan 2020, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI), yang merupakan tolok ukur harga minyak AS, sempat berubah jadi negatif untuk pertama kalinya dalam sejarah, yang berarti penjual membayar pembeli agar mengambil stok minyak yang dipunyai pembeli.
Alasan utama terjadinya hal yang belum pernah terjadi ini adalah permintaan minyak yang menurun tajam karena pandemi COVID-19. Karena negara-negara di seluruh dunia menerapkan lockdown dan membatasi perjalanan untuk mencegah penyebaran virus, permintaan minyak terjun bebas. Di saat yang sama, produk minyak terus berlangsung di level yang tinggi, sehingga pasokan minyak sangat kelebihan dan fasilitas penyimpanan cepat penuh. Ini mengakibatkan terjadi surplus minyak di market. Bahkan kapal tanker minyak digunakan untuk menyimpan minyak. Karena sudah tidak ada tempat lagi untuk menyimpan kelebihan minyak tersebut, sebagian pedagang rela membayar pembeli agar mengambil stok minyak yang ada di tangan pedagang, yang akibatnya harga menjadi negatif.
Selain itu, perang harga antara Arab Saudi dan Rusia, yang mana keduanya menolak mengurangi produksi meski permintaan turun. Ini mengakibatkan pasokan minyak di market kelebihan yang memperburuk situasi harga negatif tersebut.
Harga minyak yang negatif mengakibatkan isu teknis di pasar berjangka minyak. Kontrak berjangka minyak adalah perjanjian untuk membeli atau menjual minyak di tanggal mendatang dan diperdagangkan di bursa. Bila kontrak mendatang mendekati tanggal kedaluwarsa, trader yang memegang kontrak harus melakukan pengiriman minyak secara fisik atau me-roll over (melanjutkan) kontrak ke tanggal berikutnya. Akan tetapi, karena tempat penyimpanan minyak penuh terus, terjadi kekurangan pembeli yang rela menerima pengiriman minyak, yang mengakibatkan harga menjadi negatif.
Harga kontrak berjangka secara teori bisa jadi negatif karena mewakili ekspektasi market untuk harga komoditas atau instrumen finansial di waktu mendatang. Kalau market meyakini harga komoditas atau instrumen finansial akan menjadi negatif di satu waktu tertentu di masa mendatang, maka harga kontrak berjangka mungkin mencerminkan ekspektasi ini. Meskipun harga kontrak berjangka bisa menjadi negatif, hal ini bukanlah hal yang wajar dan biasanya mencerminkan kondisi yang tidak biasa, seperti yang terjadi pada bulan April 2020.