Dua kata ini sering didengar di pasar Forex. Scalping dan pipsing adalah jenis-jenis strategi trading yang digunakan para trader untuk mendapatkan keuntungan dari fluktuasi pergerakan mata uang dalam satu hari tertentu. Order-order semacam ini dilaksanakan dalam jangka waktu yang sangat pendek, terkadang hanya dalam waktu beberapa menit. Saat Anda menggunakan strategi trading ini, penghasilan Anda dari setiap order bisa jadi sangat kecil, namun keseluruhan keuntungan bisa menjadi cukup tinggi karena besarnya nilai order-order tersebut.
Jadi, Apa Bedanya Antara Scalping dan Pipsing?
Pipsing dianggap sebagai aktifitas trading dengan jangka waktu yang sangat singkat, yang biasanya hanya berlangsung sampai dengan 2 menit. Scalping – trading jangka pendek, yang berlangsung 4-10 menit. Namun prinsip dari strategi-strategi ini adalah sama.
Scalping dan pipsing adalah jenis-jenis strategi trading yang digunakan para trader untuk mendapatkan keuntungan dari fluktuasi pergerakan mata uang dalam satu hari tertentu.
Para trader Forex dan menjalankan order-order semacam ini sepanjang hari dan pada penghujung hari, tingkatan 200 poin mungkin dapat dicapai. Dengan penutupan order yang cepat, dalam kondisi pengaruh pasar yang negatif, para scalper (pipser) mencoba mengurangi kerugiannya, untuk mendapatkan hasil trading yang positif. Di mana di dalamnya, resiko kerugian diperkecil.
Bukan suatu rahasia, Forex memiliki volatilitas yang besar. Dalam suatu hari, harga naik dan turun dalam suatu kisaran tertentu. Harga dapat melampaui lebih dari 100-150 poin dalam beberapa menit, dalam kondisi adanya suatu rilis berita yang penting. Tepatnya karena disebabkan frekuensi perubahan semacam ini, maka dimungkinkan halnya untuk meningkatkan keuntungan. Strategi trading semacam ini sangat terkenal di kalangan para trader.
Para pemula yang tidak memiliki pengalaman, yang menggunakan strategi ini berpikir bahwa scalping tidak membutuhkan pengetahuan yang khusus. Namun seorang trader harus memahami bahwa setiap strategi trading membutuhkan pengetahuan dan latihan.
Kekurangan Scalping dan Pipsing
Jika Anda menggunakan Stop Loss, penempatannya akan membutuhkan sejumlah waktu, yang mana dibutuhkan untuk strategi scalping, ini akan mengakibatkan suatu penundaan yang mungkin akan mengurangi kemungkinan keuntungan.
Beberapa trader melihat hal ini sebagai suatu penolakan untuk menempatkan Stop Loss, namun cara seperti ini memiliki resiko kehilangan keuntungan, sebagai contoh, dalam kondisi perubahan harga ke arah yang tidak diinginkan oleh seorang trader. Jika kondisi ini terjadi, koreksi harga ke tingkatan sebelumnya mungkin akan memakan waktu yang lama.
Hal yang seharusnya tidak dilupakan adalah bahwa pipsing adalah menjalankan suatu order dalam jumlah yang besar dalam jangka waktu yang pendek – hal ini membutuhkan konsentrasi yang maksimum dari seorang trader pada grafik dan jejak pergerakan pasar. Jika seorang trader tidak memiliki tingkatan reaksi yang dibutuhkan, ia mungkin tidak akan tepat waktu pada saat membuka order di harga yang diinginkan, yang akan menyebabkan tidak bisanya menerima keuntungan yang diharapkan. Situasi ini berlaku sama pada saat penutupan order.